Rabu, 09 April 2014

Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
TITRASI ASAM BASA

 
Sri Nurhayati
(XI IPA 5)



SMA NEGERI 7 BANJARMASIN
2013/2014


I.                  TEORI DASAR
Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi.
           Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Titk akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indicator.

II.                ALAT/BAHAN
Ø  Alat :
a.      Buret
b.      Statif dan Klem
c.       Labu Erlenmeyer
d.      Gelas kimia
e.      Corong
f.        Pipet tetes

Ø  Bahan :
a.      Larutan HCl
b.      Larutan NaOH
c.       Indikator PP

III.             CARA KERJA
a.       Persiapan Larutan Standar
1.      Pasang buret pada statif
2.      Masukkan larutan NaOH 0,1 M sampai batas
b.      Persiapan Larutan Yang Diuji
1.      Ambil 5 mL larutan cuka pada botol
2.      Encerkan dengan aquades sampai 50 mL dalam gelas ukur 50 cm3
3.      Ambil 10 mL masukkan dalam labu Erlenmeyer
4.      Tambahkan 2 tetes indikator PP
5.      Lakukan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sampai terjadi perubahan warna
6.      Catat volume NaOH 0,1 M yang diperlukan sampai mencapai titik ekuivalen
7.      Ulangi percobaan 3 sampai 5 kali dengan larutan yang tersedia (data yang menyimpang jauh diabaikan saja)



IV.             HASIL PENGAMATAN
No
Perlakuan
Pengamatan

Ambil 5 mL larutan cuka masukkan ke dalam gelas kimia tambahkan aquades sampai 50 mL. Masukkan setiap 10 mL ke 3 labu Erlenmeyer kemudian tambahkan 2 tetes indicator PP ke setiap labu erlemeyer indicator bening dan larutan cuka juga bening
-          Percobaan pertama memerlukan 8,2 mL NaOH pada buret yang ditambahkan ke dalam labu Erlenmeyer, berwarna pink namun terlalu merah (pipa bocor)
-          Percobaan kedua memerlukan 8,4 mL NaOH pada buret yang ditambahkan ke dalam labu Erlenmeyer berwarna pink (netral, namun pipa bocor)
-          Percobaan ketiga memerlukan 9,6 mL NaOH pada buret yang ditambahkan ke dalam labu Erlenmeyer berwarna terlalu merah


V.                PEMBAHASAN
Pada praktikum titrasi asam basa ini saya menggunakan basa sebagai titran dan asam sebagai titrat.Reaksi asam-basa dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau larutan basa.Penentuan itu dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya kedalam sejumlah larutan asam yang belum diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Pertama saya dan anggota kelompok memasang buret pada statif lalu mengisi buret dengan larutan NaOH 0,1 M. Lalu kami mempersiapkan larutan asam yang akan diuji dengan mengambil 5 ml larutan cuka dan di masukkan kedalam gelas kimia. Setelah itu, kami menambahkan aquades sampai 50 ml dan memasukkannya setiap 10 ml kedalam 3 labu Erlenmeyer, kemudian ditambahkan 2 tetes indicator PP pada setiap labu Erlenmeyer. Indikator PP digunakan dalam titrat karena dapat membantu mengetahui titik ekuivalen.Saat terjadi perubahan warna berarti titik ekuivalen telah tercapai dan titrasi harus segera dihentikan dengan cara menutup kran buret. Kami melakukan titrasi asam-basasampai 3 kali pengulangan.Selama melakukan titrasi kami mendapat beberapa kendala diantaranya kran pada kelompok kami mengalami kebocoran sehingga mempersulit kami untuk memperkirakan volume basa yang telah menetes pada labu Erlenmeyer.Pada percobaan pertama dan kedua, larutan di dalam labu Erlenmeyer berwarna kemerahan dan setelah percobaan ketiga larutan di dalam labu Erlenmeyer berwarna pink bening yang mana berarti konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau jumlah mol ekuivalen basa yang ditambahkan sama dengan jumlah mol ekuivalen asam yang dinetralkan.
Mol ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume (V).Rumus ini ditulis sebagai berikut.
Vasam x Nasam = Vbasa x Nbasa
 



Normalitas (N) diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah molion H+ dari asam atau jumla hmol ion OH-dari basa. Rumus ini ditulis sebagai berikut.
Vasam x M x n = Vbasa x M x n
 



Keterangan :
V = volume
N = normalitas
M = molaritas
n= jumlah ion H+ (pada asam) atau ion OH- (pada basa)

·         Pertanyaan :
1.      Tentukan molaritas asam cuka dengan rumus M1V1 = M2V2 , volume NaOH yang digunakan adalah volume rata – rata dari hasil percobaan
2.      Hitunglah massa asam cuka tersebut jika diketahui Ar C = 12, O = 16, H = 1
3.      Tentukan persen (%) massa asam cuka !
4.      Bandingkan kadar (%) hasil eksperimen dengan yang tertera pada table botol !
·         Jawab
1.      Volume rata – rata NaOH =  =  = 8,73 mL
                     
         Molaritas asam cuka (CH3COOH) Mr = 60
           M1V1 = M2V2
          0,1 . 8,73 = M2 . 10
            M2 =  = 0,0873 M (diencerkan)
                                                       
                                 Molaritas cuka = 0,0873 x 10 = 0,873 M
2.      M =   (Volume misalkan dalam 1 liter)

n = M. V
n = 0,873 x 1 = 0,873 mol
massa = n x Mr
           = 0,873 x 60
           = 52,38 gr
3.      % massa asam cuka
      % massa asam cuka =

                                       =

                                       = 5,238 % = 5,2 %
4.      Kadar (%) tidak dapat dibandingkan karena pada botol cuka merk cap sendok tidak tertera kadar persen

VI.           KESIMPULAN DAN SARAN
a.      Kesimpulan
1.      Ketika asam dan basa sudah tepat habis berekasi dan terjadi perubahan warna indicator maka disebut titik ekuivalen
2.      Titk akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indicator.
3.      Jika larutan asam ditetesi basa maka akan terjadi kenaikan pH akan tetapi apabila basa ditetesi asam maka pH akan mengalami kenurunan
4.      Volume rata – rata NaOH = 8,73 mL

b.      Saran
1.      Saat melakukan penelitian siswa(i) harus berhati – hati dan lebih teliti
2.      Gunakanlah buret yang tidak mengalami kebocoran agar perhitungannya lebih akurat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar